Jumat, 16 Juli 2010

segitiga bermuda



Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle), terkadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.

Segitiga bermuda sangat misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh melintasi wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk luar angkasa

Sejarah awal

Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut.

Berbagai peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda merupakan suatu tempat dimana di dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid besar mungkin lebih besar dari piramid yang ada di Kairo Mesir. Piramid tersebut mempunyai jarak antara ujung piramid dan permukaan laut sekitar 500 m,di ujung piramid trsebut terdapat dua rongga lubang lebih besar.

Gravitasi

Gravitasi (medan graviti terbalik, anomali magnetik graviti) dan hubungannya dengan apa yang terjadi di Segitiga Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi elektronik lainnya di dalam pesawat pada saat terbang di atas Segitiga Bermuda akan goncang dan bergerak tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal, yang menunjukkan kuatnya daya magnet dan anehnya gravitasi yang terbalik.

Lorong waktu

Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.

Seorang ilmuwan Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.

Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut:

* Obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya.

* Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.

* Terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.

Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.

Meskipun beberapa teori dilontarkan, namun tidak ada yang memuaskan sebab munculnya tambahan seperti benda asing bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak dengan menara pengawas terputus dan pesawat lenyap.

Rabu, 14 Juli 2010

REM (Rapid Eye Movement)



pada mulanya jika seseorang tertidur,, akan ada tahap REM yaitu bermimpi seperti biasa, nah... bagaimana supaya saat bermimpi,kita sadar di alam mimpi kita sendiri..
Dengan suatu alat tertentu seperti remdreamer atau novadreamer yang mampu mendeteksi apakah seseorang sedang bermimpi atau tidak, maka dapat diberikan kode seperti kilasan cahaya (flash light – yang berkedip-kedip) hanya ketika si pemakai alat tersebut sedang bermimpi. Si pemimpi mungkin akan merasakan pengalaman mimpi dari skenario awal yang berubah menjadi skenario menaiki sepeda motor dengan lampu yang berkedip (seolah akan rusak) atau merasa di alam mimpi melihat mobil pemadam kebakaran atau interpretasi lainnya. Untuk pertama kali mungkin si pemimpi tidak menyadari bahwa skenario pengalaman dalam mimpinya berasal dari (akibat dari) pancingan dari alat pemancar kedipan cahaya. Tetapi kalau setiap akan tidur alat tersebut dipakai (dijadikan penutup kedua mata), maka diri kita – kebiasaan kita atau entah apa istilahnya akan membentuk pemahaman reflek – pemahaman otomatis bahwa kalau ada kedipan cahaya berarti berasal dari alat tersebut (berbentuk seperti kacamata).

Pemahaman reflek ini akan berlanjut sampai ke alam mimpi, sehingga segera setelah alat ini mendeteksi anda sedang bermimpi (ditandai oleh pergerakan mata yang cepat – REM – Rapid Eye Movement), ia (alat ini) akan menyalakan cahaya yang berkedip-kedip serta suara dengan kekuatan naik-turun, dan pemahaman reflek anda akan mengingatkan anda (yang sedang bermimpi) bahwa pengalaman apapun di alam mimpi yang melibatkan cahaya & suara (seperti mobil pemadam kebakaran, sirene polisi atau yang lainnya) adalah sebagai akibat dari pancingan alat tersebut. Keadaan ini akan menggugah kesadaran anda untuk menyadari adanya dunia luar yang mempengaruhi mimpinya (dalam hal ini adalah alat tersebut) yang akan menyadarkan si pemimpi (tanpa harus terbangun dari tidur – kecuali kalau kekuatan lampu atau suaranya di atur terlalu silau dan keras) dan membuat mimpinya sesegera mungkin berubah menjadi “Lucid Dream” – mimpi yang sedemikian jelas (seolah-olah di alam realita ketika terjaga dari tidur) dan dapat dikontrol dengan kehendak sebagaimana yang telah dijelaskan.

Anda mungkin bertanya, seberapa jelas kenyataan mimpi ketika sampai kepada level “mimpi jelas” (Lucid Dream) ? Berikut ini penjelasannya. Walaupun ini adalah kasus yang langka, bukan berarti tidak pernah terjadi, yaitu istilah dikalangan Lucid Dreamer, yaitu “False Awakening” (Salah Bangun). Maksudnya … ? Jadi setelah anda bermimpi jelas (lucid dream) lalu mengontrol alam mimpi anda agar dapat mengalami terbang dan sensasi apa saja yang anda hasratkan, maka mendadak alam mimpi nampak runtuh seperti runtuhnya lukisan 3D (sensasinya sedemikian nyata – seolah-olah seperti matrix) dan disusul dengan ketidak-sadaran anda, lalu tidak sampai lama anda bangun dari tidur seperti biasanya. Yang jadi masalah disini adalah, anda mengalami “false awakening” (salah bangun), dimana setelah keruntuhan alam mimpi, dan anda terbangun, ternyata mimpi jelas (lucid dream) masih berlanjut ! Dengan segala tata letak ruangan dan sensasi keadaan mirip (bahkan boleh jadi sulit dibedakan – kecuali anda sedemikian teliti) dengan keadaan kehidupan anda ketika sedang terjaga dari tidur..

saya sarankan, jika lucid dream sudah bisa anda kuasai, sebaiknya anda selalu memakai jam tangan, karena di alam mimpi jarum jam tidak setabil (bergerak tidak karuan),,, gunanya untuk membedakan alam mimpi dan alam nyata,, karena alam mimpi dan alam nyata itu sulit untuk di bedakan... sehingga saat kita di dunia nyata seolah2 merasa berada di alam mimpi,begitu sebaliknya.... dan jam tersebut menjadi patokannya......